BOGOR – Aparatur Sipil Negara diminta netral dalam Pemilihan Kepada Daerah di Kabupaten Bogor yang tahapannya sudah dimulai pada awal tahun 2018 ini.
Keterlibatan ASN dalam pemilihan sudah diatur Undang-undang dan sanksi pelanggarannya mulai dari hukuman disiplin sedang hingga berat.
Demikian disampaikan oleh Sulhan Kelana Bumi, Wakil Ketua Bidang Politik Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor (16 Januari 2018).
“Kita peringatkan jangan coba main-main, bahwa UU No 7 tahun 2017 telah menyebutkan secara rinci batasan-batasan keterlibatan ASN dalam pemilihan bupati, jangan sampai terlibat dalam kampanye dari salah satu calon peserta Pemilu. Oleh karena itu, harus lebih hati-hati dalam menempatkan diri agar tidak terjadi pelanggaran,” terang Sulhan
Lebih lanjut Sulhan menyampaikan “Perlunya netralitas ASN dari semua tingkatan dan lembaga mengingat statusnya sebagai kepanjang tangan pemerintah dalam melayani masyarakat. Jika ASN tidak netral”. tambahnya.
Aparatur Sipil Negara tidak netral eksesnya berdampak kepada pelayanan yang menjadi tidak obyektif karena aparaturnya sudah condong ke salah satu pihak. Perkembangan tekhnologi informasi seperti media sosial membuat kita mudah mendeteksi sejauh mana Netralitas ASN di terapkan dalam Pemilihan Bupati sekarang.
Berbeda halnya dengan TNI dan Polri yang tidak mempunyai hak pilihnya dalam pemilu, netralitas ASN tidak membatasi hak pilihnya sebagai warga negara. Dia tidak menampik bahwa pegawai negeri sebagai individu tentunya punya pilihan berdasarkan pertimbangannya masing-masing. Hanya saja karena ASN tidak diperbolehkan ikut berkampanye, pilihan pribadi itu tidak disampaikan secara terbuka untuk tujuan memengaruhi orang lain.
“Sekarang sudah bukan jamannya lagi atasan menggunakan mesin birokrasi dengan menghendaki semua unsur di bawahnya ikut pilihannya. Jangan sampai birokrat terbelah karena terkotak-kotak urusan politik. Setiap orang berhak menentukan pilihannya sendiri-sendiri, kami akan kawal pilbup yang bersih dan berintegritas” tegasnya.
Sandi Ilham
