Konsumsi Air Tercemar, Ribuan Warga Kabupaten Bogor Rawan Kena Diare

Cisarua (Headlinebogor.com) – Sebanyak 9.529 warga Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, bergantung pada air tercemar di sungai yang penuh sampah. Hal itu tak lain akibat kondisi air tanah tidak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Kondisi air tercemar di desa dengan jumlah penduduk terpadat di Cisarua itu kuning dan berbau. Sehingga warga hanya mengandalkan air sungai untuk kebutuhan memasak serta mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cilember Abas Helmy mengatakan, air tanah tidak layak untuk dikonsumsi karena sudah pernah diteliti sebelumnya.

Bacaan Lainnya

”Dari warnanya saja air tanah di Cilember keruh,” terangnya kepada Radar Bogor kemarin (26/3).

Hal ini, sambungnya, membuat warga Cilember benar-bernar bergantung pada air sungai yang melintasi desa (selengkapnya lihat grafis). Namun, air sungai pun mulai tidak aman karena banyaknya sampah yang menumpuk.

”Di Desa Cilember ada sekitar 456 unit rumah yang berada di pinggiran sungai. Setiap hari warga membuang sampah di atasnya sehingga air jadi tercemar. Hal ini berdampak pada kesehatan tubuh yang menurun. Seperti terserang diare,” tukasnya.

Sementara itu, warga RT 01/03, Desa Cilember, Eman Dermawan (45) mengaku setiap hari menggunakan air dari sungai yang dialirkan melalui selang.

”Kalau buat masak dari sungai. Tapi diendapkan sebelum dikonsumsi. Sebab, kalau bikin sumur airnya gak bisa pake karena bau dan keruh,” singkatnya.

 

 

 

(all/c/pojokjabar.com)