Polusi Udara Pabrik, Ratusan Pelajar Terkena ISPA

Klapanunggal (Headlinebogor.com) – Ratusan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussalam di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, terpaksa harus mengikuti proses belajar dengan menggunakan masker. Mereka terdampak polusi asap tebal dengan bau menyengat yang dikeluarkan oleh perusahaan CV Cahaya Mega Laundry hingga masuk sampai ke ruang kelas dan ruang guru.

Keluhan sakit, sesak dan pusing tidak cuma terjadi sehari saja, melainkan setiap hari. Polusi udara beracun tersebut, bahkan disinyalir telah menyebabkan ratusan pelajar mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Abdul Rasyid (30), guru MI Miftahussalam, mengatakan, sejak tahun 2010 sampai 2017 para pelajar sering terkena penyakit ISPA. Ia menduga penyakit itu disebabkan oleh asap hitam yang dihasilkan dari perusahaan laundry yang berdampingan dengan gedung sekolah.

Bacaan Lainnya

“Anak-anak yang belajar di sekolahan kami sering mengalami sakit saluran pernafasan akibat setiap hari menghirup asap hitam dari pabrik laundry, sejak dibukanya pabrik polusi udara yang beracun membuat kondisi belajar tidak berjalan dengan baik. Untuk menghindari bau tak sedap dari asap, pihak sekolah terpaksa harus menyediakan masker untuk para siswa, agar terhindar dari asap racun,” ungkap Abdul, Kamis (3/8/2017).

Bau yang menyengat dan asap yang cukup tebal, kata dia, biasanya masuk ke lingkungan sekolah sekitar pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB. Dan ini sudah berlangsung selama 7 tahun terakhir.

“Sepertinya mereka melakukan pembakaran bersamaan dengan jam belajar, informasinya pembakaran itu memakai bahan bakar batubara dan pakaian bekas. Sampai saat ini warga, kepala desa, dan pihak kecamatan selalu diam, kalau yang protes hanya dari pihak sekolah, bukan berarti kami ada apa-apa, hanya kami merasa bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keberlangsungan belajar anak-anak,” bebernya.

Kebanyakan yang terkena ISPA siswa yang belajar dilantai dua. Biasanya dampaknya terhadap siswa agak murung, bagian kepala pusing-pusing dan mual-mual. Setelah diperiksa ke dokter mereka divonis mengidap penyakit ISPA.

“Setiap tahun tak kurang 100 hingga 200 siswa yang berobat ke dokter atau ke rumah sakit hasilnya selalu positif megidap penyakit ISPA. Sebetulnya kami sudah Komplain ke pihak perusahaan, tanggapannya pihak perusahaan  selalu meminta waktu untuk melakukan perbaikan, alasannya selalu sama, tapi janjinya tidak pernah ditepati,” keluh Abdul.

Abdul mengaku sudah melaporkan hal ini kepada kepala Muspika Klapanunggal hingga Dinas lingkungan hidup Kabupaten Bogor, akan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan tindak lanjut. “Dengan cara apalagi kami harus menegur pihak perusahaan, sementara setiap bulannya siswa selalu ada yang terkena ISPA, melihat anak-anak juga kasihan harus belajar dengan tidak kondusif. Kasihan siswa kalau setiap hari harus mencium bau yang menyengat dan asap yang membuat pusing. Kami berharap pemerintah segera bergerak,” harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriadji berjanji segera memanggil pimpinan CV Cahaya Mega Laundry,  dan diimbau agar menghentikan proses produksi sebelum korban ISPA bertambah.

“Laporan dari warga sudah kami terima, dan tentunya akan ditindaklanjuti dengan memanggil pihak perusahaan, kalau tidak melakukan perbaikan pembuangan sisa produksinya atau tidak memenuhi peraturan yang sudah ditentukan. Siap-siap saja perusahaan menerima sanksinya,” tegas Panji.

Sayangnya saat hendak dikonfirmasi pihak perusahaan, salah seorang security, Nurzain, menuturkan, manajemen perusahaan tidak dapat ditemui. “Atasan kami sedang tidak ada di tempat, nanti harus bikin janji dulu kalau mau wawancara,” singkatnya

(hallobogor.com)