Dedie Rachim Perjuangkan Pupuk Murah | Headline Bogor

KOTA BOGOR – Calon Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, berdialog dengan sejumlah petani di Kampung Batu Ulung, Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor, Minggu (4/2/2018).

Sejumlah aspirasi dan unek-unek dilontarkan para petani, mulai dari harga pupuk hingga lahan pertanian yang semakin terbatas. “Harga pupuk makin mahal. Belum lagi hama yang bisa bikin berpengaruh ke hasil panen,” keluh Sugiarno (38).

Petani lainnya Sugeng (68), meminta agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para petani, seperti pemberian insentif dan penyediaan pupuk yang terjangkau.

“Yang pasti kami maunya lahan pertanian yang tersisa ini dipertahankan. Kami sangat menggantungkan hidup dengan bertani. Dan yang paling penting, nasi merupakan makanan utama masyarakat,” jelas Sugeng.

Ia bercerita, dalam sekali panen atau setiap tiga bulan, Sugeng dan petani lainnya mendapatkan upah Rp500 ribu hingga Rp600 ribu. “Tergantung hasil panennya. Upah kita sistem bagi hasil. Setiap panen dapet 80 kilogram beras dan uangnya dibagi lagi sama petani lain. Pengennya petani di Kota Bogor lebih dimajukan lagi,” beber dia.

Mendengar keluhan tersebut, Dedie menyatakan ke depannya harus ada payung hukum untuk menekan laju ahli fungsi lahan pertanian. Sekedar informasi, saat ini hanya ada sekitar 300-an hektare lahan persawahan yang tersisa di Kota Bogor. Penyusutan lahan persawahan terjadi akibat adanya alih fungsi lahan yang dijadikan perumahan dan industri.

“Meski Kota Bogor ini merupakan kota pedagangan dan jasa, tapi berkurangnya lahan pertanian di Kota Bogor menjadi tantangan bagi Pemkot Bogor untuk mempertahankan daerah pertanian. Ini sangat penting, perlu ada payung hukumnya,” ujar Dedie.

Selain menjadi ruang terbuka hijau, keberadaan lahan pertanian di Kota Bogor sangat penting dalam menggairahkan roda perekonomian di lingkungan sekitar. “Saya sepakat dengan proyeksi Kang Bima yang akan menjadikan lahan pertanian ini menjadi titik-titik destinasi wisata alam di pusat kota. Nasib para petani pun harus diperhatikan, bisa dengan pemberian insentif atau penyediaan pupuk yang terjangkau dan berkualitas,” tandasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Bogor Eny Indari yang turut mendampingi sosialisasi Dedie Rachim, mengimbau agar pemilik lahan untuk jangan tergiur dengan menjual sawah sekalipun dengan iming-iming harga tinggi.

“Menjual lahan persawahan lalu menjadikannya bangunan bukan saja bisa mengurangi ketahanan pangan, tapi juga ekosistemnya. Luas lahan sawah yang tersisa ini harus dipertahankan,” ungkap anggota dewan fraksi Partai Demokrat Dapil Bogor Barat ini.