Sambil Dorong Motor, Bima-Dedie Gerilya di Daerah Rawan Longsor | Headline Bogor

KOTA BOGOR – Model kampanye gerilya yang dilakukan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor nomor urut 3, Bima Arya – Dedie A Rachim, menyita perhatian banyak kalangan. Cara ini terbukti mujarab dalam menciptakan kedekatan Bima dan Dedie dengan warga.

Hari ini, Bima dan Dedie gerilya di Kampung Lawang Gintung RT 1/7, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan. Di daerah bantaran sungai ini, Bima Arya dan Dedie Rachim banyak menampung aspirasi dari warga. Kebanyakan mereka menginginkan perbaikan jalan lingkungan dan membangun turap di sekitar permukiman penduduk yang rawan longsor.

Salah seorang Tokoh Masyarakat, Saepudin (50) mengatakan, selain ingin diperhatikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), ia bersama masyarakat sekitar menginginkan ada pembangunan turap. Pasalnya, ada sebagian rumah warga yang terancam oleh bencana longsor. “Saya mewakili warga disini menginginkan adanya pembangunan turap. Soalnya ada beberapa rumah warga yang rawan dari bencana tanah longsor,” kata Saepudin kepada Bima-Dedie di hadapan warga pada Minggu (8/4/2018) sore.

Selain turap, warga juga mengeluhkan jalan lingkungan yang kondisinya kurang layak. Terlebih, akses jalan menuju kampung Lawang Gintung harus melewati sebuah terowongan yang disambut oleh tanjakan curam. Sementara jika hujan, warga sering sekali ada yang jatuh. “Kami juga ingin ada perhatian untuk akses jalan utama warga sini. Kami ingin di aspal jalan yang pas terowongan itu, soalnya licin. Sering banget warga yang jatuh saat hujan turun,” pintanya.

Menanggapi hal itu, Bima Arya segera mencatat seluruh aspirasi dari warga. Ia berjanji akan menuntaskannya sesusai aturan yang berlaku. Namun, untuk persoalan turap, ia akan terlebih dahulu meninjaunya.

“Insya Allah semuanya kita catet yah. Walaupun pertemuannya singkat semoga pertemuan ini bermanfaat yah,” tandasnya.

Dalam kesempatan gerilya kali ini, pasangan Bima – Dedie juga sempat menjajal jalur terjal tersebut dengan menumpangi kendaraan roda dua. Alhasil, dua motor yang ditunpangi pasangan petahana tersebut tak kuat menanjak dikarenakan belokan yang curam. Akhirnya, Bima – Dedie terpaksa mendorong motor yang ditumpanginya itu.