Catatan Menarik Copa America 2015

bogabeja.com – Gelaran Copa America 2015 baru saja berakhir dengan Chile keluar sebagai juaranya. Beberapa fakta menarik dari Copa America tahun ini sayang untuk dilewatkan. Kali ini curcol.id akan merangkum hal-hal menarik pada perhelatan empat tahunan itu. Yuk kita cek!

Kartu Merah Neymar
Di gadang-gadang sebagai salah satu superstar di Copa America 2015, Neymar Dos Santos justru bernasib sial. Pada pertandingan kedua Grup C Copa America 2015 antara Brasil dan Kolombia tensi pertandingan berlangsung dengan panas. Laga yang kemdian berakhir untuk kemenangan Kolombia ini pun menghasilkan ketidakpuasan untuk Neymar. Di penghujung laga tiba-tiba saja Neymar menendang bola ke arah punggung Pablo Armero. Bacca yang merupakan rekan setim Armero tidak terima dan kemudian mendorong Neymar. Keributan pun pecah seketika. Alhasil Neymar dan Bacca diberikan kartu merah. Untuk Neymar ia kemudian harus menyudahi Copa America lebih awal dan akhirnya Brazil pun tersingkir.
Empat Pelatih Argentina
Di gelaran semifinal Copa America 2015 memunculkan empat tim yang berebut untuk masuk dalam final. Keempat tim itu adalah Argentina, Paraguay, Peru, dan tentu saja tuan rumah Chile. Hal yang menjadi menarik adalah bahwa keempat tim tersebut sama-sama dilatih oleh pelatih berkebangsaan Argentina. Mereka adalah  Jorge Sampaoli yang menangani tuan rumah Chile, Peru ditangani Ricardo Gareca, Paraguay dilatih oleh Ramon Diaz, dan Argentina sendiri di bawah arahan Gerardo Martino. Di sini bisa kita lihat bahwa Argentina adalah negara penghasil pelatih-pelatih top dunia.
Chile Juara Untuk Pertama Kali
Ada yang spesial dengan juaranya Chile di Copa America 2015. Selain karena mereka merupakan tuan rumah, Chile menjadi juara untuk pertamakalinya dalam gelaran Copa America. Chile menjadi juara usai mengandaskan perlawanan Argentina dengan skor 4-1 melalui adu penalti. Claudio Bravo menjadi pahlawan Chile karena mengandaskan beberapa penendang Argentina. Final Copa America 2015 di Estadio Nacional, Santiago, Sabtu (4/7/2015) waktu setempat, menjadi pembuktian bahwa dalam sepakbola tidak memandang seberapa kecil atau besar sebuah negara tapi yang penting adalah pembinaan dan mental juara yang harus dikedepankan.