Di Hari Ibu, yang diperingati setiap 22 Desember, Lazada sebagai perusahaan yang peduli akan pemberdayaan perempuan, Lazada sangat senang bisa menjadi bagian dari perjalanan UMKM, terutama yang dikelola para perempuan, yang terus berkembang melalui digitalisasi di platform eCommerce. Sebagai salah satu platform eCommerce terbesar di Indonesia, Lazada berkomitmen dalam menyediakan ekosistem berjualan dengan menghadirkan ragam fitur dan program untuk membantu para penjual menguasai industri eCommerce dan merasakan manfaat teknologi.
Haikal Bekti Anggoro, SVP Traffic Operations & Sellers Engagement, Lazada Indonesia mengatakan, “Menjadi penjual di eCommerce membutuhkan serangkaian adaptasi, terutama bagi UMKM yang baru memasuki platform eCommerce. Namun, sesuai dengan komitmen kami, Lazada akan senantiasa membantu para penjual termasuk UMKM, terutama para Ibu tangguh yang membutuhkan dukungan untuk beradaptasi dengan dunia marketplace online, memahami tren, serta mempersiapkan strategi untuk terus berkembang. Menurut data IFC & USAID tahun 2016, 43% UMKM formal dimiliki oleh perempuan, sementara data Bank Indonesia tahun 2018 menunjukkan terdapat 57,81 juta UMKM dan 60%-nya dikelola oleh perempuan. Bisa dibayangkan besarnya potensi usaha UMKM yang dapat dikembangkan saat para perempuan yang mengelolanya mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.”
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia, dan sebagian besar UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Kaum ibu yang menjalankan bisnis seringkali terkendala kesibukan mengurus rumah tangga. eCommerce dapat membantu mengatasi kendala tersebut karena seluruh kegiatan bisnis dapat dilakukan dari rumah. Lazada ingin bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan memasarkan produk secara digital terutama bagi para penjual yang memang serius ingin mengembangkan bisnisnya di ranah online
Studi Lazada tentang “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui eCommerce” yang diluncurkan belum lama ini mengungkapkan baru 13% UMKM yang sudah terdigitalisasi. Hal ini sesuai dengan data dari Biro Pusat Statistik tahun 2020. Salah satu UMKM yang merasakan manfaat teknologi dan merasakan pertumbuhan yang pesat dalam usahanya sejak memutuskan untuk go digital adalah Nasti Craft milik ibu tangguh Syuaidah Nasution, yang berawal dari hobi dan terus berkembang hingga membuat seluruh keluarga terberdayakan.
Usaha Nasti Craft pertama kali tercetus saat Syuaidah Nasution yang akrab dipanggil Ida melihat adanya peluang usaha dalam hobi yang ia tekuni, yaitu membuat kerajinan tangan dengan bahan dasar tali kur. Namun ia menyadari bahwa membuat kerajinan tangan sendiri sangat memakan waktu dan tenaga, sehingga pada tahun 2017, ia memutuskan untuk memulai usaha Nasti Craft yang fokus menjual bahan untuk membuat kerajinan tangan seperti tali kur, pewarna pakaian, kancing, dan bahan kerajinan lainnya. Melihat tren belanja yang perlahan mengarah kepada online shopping, Ida tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Setelah mendapat bantuan dan dukungan keluarga, di tahun yang sama, ia pun bergabung dengan Lazada.