KABUPATEN BOGOR – Menghadapi Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Bogor serta Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, PDI Perjuangan Kabupaten Bogor memberikan pembekalan bagi 500 orang pelatih saksi.
Agenda Traning Of Traner (TOT) yang berlangsung di salah satu hotel dibilangan Sentul ini berlangsung selama dua hari, (17-18/02). Dari 500 peserta pelatih saksi dari 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor ini akan menjadi koordinator saksi di 7.716 TPS yang tersebar di 435 Desa dan Kelurahan.
Mulia Aryateja, Ketua Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) cabang Kabupaten Bogor yang menjadi tuan rumah acara ToT itu mengatakan, dengan agenda TOT ini pihaknya mempersiapkan pelatih saksi guna mengamankan suara calon yang di usung banteng moncong putih, baik dipilkada Kabupaten Bogor maupun pilkada Jawa Barat yang berlangsung serentak 27 Juni 2018 mendatang.
“Dari 7.716 saksi yang direkrut, semua berbasis TPS. Tidak ada saksi dari desa lain, menjadi saksi di TPS yang bukan tempat tinggalnya,”kata Mulia.
Sejumlah pemateri nasional dihadirkan. Peserta TOT juga mendapat ilmu strategi pemenangan dari pemateri.
Ridwan Darmawan, anggota Tim Hukum Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA) Pusat DPP PDI Perjuangan, kepada peserta memberi motivasi dan menceritakan pengalamannya dalam penanganan sengketa pilkada serentak 2015 dan 2017 yang ia tangani beserta Tim BBHA.
“Saksi PDI Perjuangan itu harus seorang petarung, Harus punya militansi dan solid. PDI Perjuangan harus tercermin militansinya dalam diri para saksi nantinya, kita tidak boleh takut dan harus bersinergi antar stakeholder internal partai dalam memenangkan pilkada ini, kita ibaratkan pertempuran, saksi di TPS dan saksi pada rekspitulasi di PPK, Kabupaten ini adalah ujung tombak dari pertempuran kita”, Ujar Ridwan yang juga Wakil Ketua Bidang Polhukam DPC BMI Kabupaten Bogor.
Pengurus BSPN Pusat dari DPP PDI Perjuangan, Eko Sigit Kurniawan menegaskan, peserta TOT harus mengawal dan mengamankan suara dengan sebaik-baiknya.
“Bangun militansi bersama. Kita petarung,”kata lelaki yang kerap disapa dengan nama Kojeng ini.”
Sandi