KOTA BOGOR – Mantan Pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedie A Rachim, bercerita banyak soal dirinya bisa jadi calon wakil wali kota Bogor, pada Pilwalkot 2018.
Pria kelahiran 6 April 1966 itu menjelaskan, jalan menjadi calon wakil Wali Kota Bogor baginya sangat diluar rencana. “Sangat sulit mengungkapkan, tiga hari krusial pada bulan Desember 2017 lalu. Hal itu menjadi pengalaman yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya,” beber Dedie.
Menurut Dedie, terlepas dari persoalan dirinya maju mendampingi calon petahana Kota Bogor, keinginan dirinya pulang kampung ke Kota Bogor adalah totalitas ingin menerapkan apa yang pernah dia dipelajari saat melakukan kunjungan ke beberapa negara, terkait tata kota yang nyaman dan indah. “Intinya saya ingin melakukan pembenahan dari pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Semua wilayah harus tersentuh, 68 Kelurahan yang ada di Kota Bogor wajib meningkatkan infrastrukturnya.
Selain itu, Dedie menyatakan, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dari segi kualitas juga menjadi keinginannya untuk memajukan Kota Bogor. “Kualitas SDM sangat diperlukan untuk menunjang sebuah Kota agar menjadi baik. Jangan hanya dari pembangunan fisiknya saja diperbaiki, tetapi orang-orangnya juga diperbaiki dari kualitasnya,” ujarnya.
Pria lulusan Intitute Teknologi Bandung itu menerangkan, yang terpenting untuk saat ini, menuntaskan waktu Pilkada selama empat bulan ke depan harus berjalan kondusif dan nyaman. “Saya pikir masyarakat Kota Bogor sudah cerdas dalam berkampanye, saya hanya tekankan disetiap saya bergerilya, untuk membuat tentram keadaan. Siapa pun yang terpilih dan dipilih jangan sampai mengganggu keharmonisan bertetangga,” tandasnya.