ISIS Dalangi Pengeboman 2 Gereja di Mesir

(Headlinebogor.com) – Kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom dengan sasaran dua gereja Koptik, satu di Iskandariyah dan satu lagi di Tanta, utara ibu kota Mesir, Kairo, pada Minggu (09/04).

Klaim tersebut disampaikan ISIS melalui kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.

“Regu keamanan ISIS melancarkan dua serangan terhadap dua gereja di kota Tanta dan Iskandariyah,” demikian pernyataan yang dilaporkan oleh Amaq dengan mengutip seorang sumber keamanan kelompok itu.

Bacaan Lainnya

Dua serangan di dua gereja Kristen Koptik, yang tengah merayakan Minggu Palma, sejauh ini menyebabkan setidaknya 42 orang meninggal dunia.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Mar Gigris (St. George) di kota Tanta, sekitar 94km dari Kairo. Ledakan terjadi di dekat altar yang menyebabkan 29 orang meninggal dunia dan melukai sedikitnya 71 lainnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, serangan bom kedua terjadi di Gereja Koptik St. Markus di Iskandariyah. Serangan itu menyebabkan 13 orang meninggal dunia dan menyebabkan 35 orang lainnya luka-luka.

Di antara korban meninggal dunia dalam serangan di Iskandariyah terdapat empat polisi, termasuk seorang polisi wanita. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan terduga pengebom meledakkan diri setelah polisi melarangnya masuk ke dalam gereja.

Serangan dengan sasaran dua gereja Kristen Koptik di Mesir sontak mendapat kecaman. Paus Fransiskus, yang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Mesir bulan ini, mengatakan, “Saya doakan korban yang meninggal dunia dan yang luka-luka, dan saya dekat di hati dengan para anggota keluarga dan dengan seluruh anggota masyarakat,” kata Paus Fransiskus.

Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi langsung memerintahkan pengerahan tentara ke tempat-tempat penting di negara itu.

Uskup Gereja Ortodoks Koptik di Inggris, Uskup Angaelos, mengecam “brutalitas yang kejam dan tak masuk akal” dari serangan-serangan itu.

Kristen Koptik, lapor wartawan BBC urusan dunia Arab, Sebastian Usher, adalah salah satu kelompok Kristen paling tua di dunia. Komunitas terbesarnya yang masih tersisa berada di kawasan Timur Tengah.

Mereka sudah lama mengalami kerentanan dan dipinggirkan, lanjutnya. Kondisi yang mereka alami semakin buruk selama beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan aksi jihad yang menggunakan kekerasan di sebagian wilayah Mesir.

 

 

Sumber : BBC