KABUPATEN BOGOR – Aksi unjuk rasa yang akan digelar oleh warga Kp. Ciletuh Hilir Desa Watesjaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 01 Oktober 2020 dikawasan Pemerintahan Desa Watesjaya hingga Kantor Perusahaan MNC Land (anak perusahaan MNC Group), dikagetkan dengan kedatangan beberapa orang yang mengaku dari pemerintahan Kecamatan Cigombong dan Intel Polres Bogor.
Mereka (Muspika & Intel Polres Bogor-red) mendatangi kediaman warga bernama Djaja Mulyana selaku ketua Rukun Warga (RW) 06 Desa Watesjaya Cigombong Bogor, dengan maksud untuk mengklarifikasi atas aksi unjuk rasa yang akan digelar pada hari kamis mendatang. Tidak hanya itu, mereka pun menganjurkan kepada warga untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa tersebut mengingat situasi sedang mengalami pandemi covid 19.
Sebelumnya Aksi Unjuk Rasa yang akan digelar, dilatarbelakangi dari kepentingan yang sangat mendasar yakni menyambut Hari Tani Nasional dan Hari Lahir Undang-Undang RI Pokok-pokok Agraria. Dan lebih mendasar lagi tentang adanya perbuatan yang menindas dari pihak perusahaan dan bahkan keterlibatan stake holder pemerintahan kabupaten bogor didalamnya terhadap warga setempat (red).
Dimulai dari dugaan perampasan hak atas garap sampai kepada ijin-ijin pertanahan yang hingga saat ini belum di tunjukan ke hadapan masyarakat, akan tetapi pihak perusahaan MNC Land bersama investor penguasa adidaya Amerika Serikat yakni Donald Trump, yang masih asik beraktifitas dengan lalu lalang alat-alat berat dikawasan warga sampai kepada pembangunan pagar beton yang membuat masyarakat setempat merasa terasingkan didaerahnya sendiri.
Dari dasar itulah warga melakukan aksi unjuk rasa guna menuntut hak-hak nya yang diduga keras telah dilanggar perusahaan dan penguasa setempat. Warga begitu kesepian dengan keberadaannya stake holder pemerintahan mulai dari muspika sampai muspida. Pasalnya warga sampai saat ini belum pernah merasakan kesetiaan atas pengabdiannya sosok pemerintahan (eksekutif & legislatif), yang terjadi mereka hadir lalu seringkali menghilang, dan itu terjadi berkali-kali.
Salah satu mahasiswa, Wahab Sunandar selaku Ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Pakuan Bogor, yang mana merupakan salah satu pendukung didalam aksi unjuk rasa tersebut menyampaikan,