Headline Bogor | 554 Petugas Pemilu Meninggal Dunia, HMI Komisariat Pakuan Tabur Bunga Di Halaman KPUD Kota Bogor

KOTA BOGOR – Pada hari Jumat tanggal 17 Mei 2019, sekitar pukul 10.00 WIB. Aksi ini dimulai dari orasi – orasi dilanjutkan puisi dan tebar bunga di depan kantor KPU kota Bogor dan diakhiri do’a bersama untuk para pahlawan Demokrasi yaitu para penyelenggara pemilu yang menjadi korban.

“Aksi damai yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Universitas Pakuan ini adalah bentuk belasungkawa kami terhadap para pahlawan dan pejuang Demokrasi yaitu kepada para korban penyelenggara PEMILU yang merenggang nyawa dalam melaksanakan pesta Demokrasi pemilu 2019,” Ujar satria selaku koordinator lapangan.

Data terakhir pada tanggal 7 Mei 2019, korban meninggal sebanyak 554 dari petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), petugas Panwaslu, hingga aparat kepolisian, dan ribuan korban jatuh sakit. Ironis, pesta demokrasi yang seharusnya dilalui dengan suka cita, malah menimbulkan duka bagi para keluarga korban. Menurut KPU faktor kelelahan dan penyakit bawaan menjadi sebab kematian para korban meninggal dan sakit.

Bacaan Lainnya

Bahkan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah menetapkan efek penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 yang menelan banyak korban ini sebagai bencana kemanusiaan. Menyikapi tragedi ini, MER-C, sebagai lembaga sosial kebencanaan dan kegawatdaruratan medis.

“Banyaknya korban yang berjatuhan harus menjadi perhatian khusus pemerintah untuk segera mengevaluasi system dan penyelenggaraan yang ada karena sudah terlalu banyak korban yang berjatuhan. diduga korban berjatuhan akibat kelelahan memang system pemilu hari ini amat rumit karena PILEG dan PILPRES dilaksanakan dalam satu waktu hal ini mungkin menjadi factor kelelahannya para penyelenggara, disisi lain hal ini juga dikemukakan oleh lembaga kajian Australia, Lowy Instituate menyebut pemilu 2019 Indonesia sebagai terumit dan paling menakjubkan di dunia. Aksi damai ini kami tegaskan tidak ada sangkut pautnya terhadap para paslon ataupun kepentingan politik lainnya.,”Ucap Sofwan selaku Ketua Umum).

Aksi ini adalah bentuk belasungkawa kami terhadap para penyelenggara yang menjadi korban dan menindaklanjuti intruksi PB HMI.

Oleh sebab itu kami HMI Komisariat Universitas Pakuran menyatakan sikap :

1. Meminta kepada semua pihak terkhususnya pemerintah untuk turut mengevaluasi diri agar kedepanya tidak terulang kembali korban- korban berjatuhan.

3. Meminta pemerintah untuk memperhatikan keluarga para penyelenggara yang ditinggalkan yang menjadi korban ganasnya Demokrasi pemilu 2019.

4. Mengapresiasi para penyelenggara PEMILU 2019 yang telah menyelenggarakan pesta Demokrasi 2019 karenanya akan lahir pemimpin pemimpin negri ini 5 tahun mendatang.

5. Mengajak semua elemen masyarakat untuk mendo’akan korban meninggalnya para penyelenggara pemilu 2019.
Meminta pemerintah dan KPU untuk tidak melakukan pembiaran terhadap korban dan keluaraga korban yang ditinggalkan, serta harus melakukan upaya serius yang signifikan menangani kasus para korban penyelenggara pemilu. (*)