KOTA BOGOR – Sopir angkutan kota mengeluhkan dengan membengkaknya operasional serta berkurangnya pendapatan akibat pengalihan rute dampak pengaliran arus lalu lintas pembangunan revitalisasi jembatan Oto Iskandar Dinasta (Otista). Hal ini diungkapkan Rusdian, Koordinator sopir angkutan kota.
“Pengalihan rute dan arus lalu lintas ini merugikan angkutan kota, karena semua terpusat diputarkan MP sidik. Jadi kalau angkutan kota rugi, mulai dari waktu, kehilangan pendapatannya besar sekali selain bensin dan Penumpang,” kata Rusdian, Senin (8/5).
Walau tarif untuk penumpang naik, menurutnya tidak berpengaruh terhadap biaya operasional dan pendapatan para sopir angkot. Ia berharap ada solusi yang nyata yang diberikan, baik itu Pemkot Bogor maupun DPRD Kota Bogor.
“Kami harap ada kompensasi atau subsidi untun para sopir angkot yang terdampak. Dengan catatan diberikan langsung kepada sopir dan pemilik angkot, tidak melalui pihak – pihak lain. Mudah-mudahan Pemerintah dapat membuka hati terhadap dampak dari pada penutupan Jalan Otista, ” tandasnya.
Mengamini, keluhan sopir para sopir angkot yang terdampak akibat pengalihan rute, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto berharap dengan ada opsi yang dapat menjadi solusi bagi semua pihak.
“Untuk operasional angkot yang lebih tinggi, seandainya opsi terbaik mengurangi kemacetan itu menjadi solusi . Tapi kalau ternyata tidak ada solusi nya, saya kira kami DPRD terbuka untuk membuka opsi subsidi misalkan yang diajukan oleh pemerintah Kota,” kata Atang, ditemui di Kantor KPU Kota Bogor, Senin (8/5)
Opsi subsidi bagi para sopir angkot yang terdampak, menurut Atang, bisa melalui perubahan APBD atau melalui opsi Perubahan parsial yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor.
“Saya kira tinggal mencarikan saja regulasinya yang ada. Memang perlu di cari solusi terkait. Apakah pengaturan trayek nya di sempurnakan lagi atau bagaimana saya kira semua opsi harus dicoba di pelajari dan jajaki,” ungkapnya. (DR)
