Ini Bukti Perhatian Bima Arya untuk Seniman Mural | Headline Bogor

KOTA BOGOR – Cat hitam menggores tembok putih di sudut Saung Badra (posko pemenangan Bima Arya-Dedie Rachim). Tak sekedar berkreasi, para seniman yang didominasi oleh kawula muda itu mencoba memberikan pesan melalui gambar yang dituangkan melalui media lukis tembok tersebut.

Bima Arya Sugiarto yang menginisiasi aksi tersebut menyatakan, bahwa para seniman mural tersebut diberikan ruang bebas berekspresi di Saung Badra. “Saya melihat karya dan produk mereka ini luar biasa, sangat bebakat. Ini simbol dari kita, saya dengan Kang Dedie bahwa ke depan Insya Allah akan memberikan ruang yang lebih untuk anak-anak muda kreatif di Kota Bogor untuk bisa berekspresi,” ungkap Bima Arya kepada wartawan di Saung Badra, Jalan Pangrango, Kota Bogor, Kamis (1/3/2018) malam.

Bagi Bima, diajaknya para seniman mural tersebut ke Saung Badra bukan sekedar memberikan ruang ekspresi, melainkan juga sebagai ajang diskusi untuk menyerap aspirasi para seniman. “Saya tadi sudah ngobrol-ngobrol. Selain ahli menggambar, mereka ternyata bisa membuat alat cetak untuk kaos, untuk buat pelatihan anak-anak muda yang butuh pekerjaan. Jadi bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi juga nantinya,” jelasnya.

Sejauh ini, diera kepemimpinan Bima Arya periode sebelumnya, dirinya telah membangun sebuah taman untuk berekspresi para seniman graffiti, yakni Taman Corat-Coret. “Ya mungkin ada juga yang belum (terakomodir). Kemarin sempat ada satu fase di mana kita akhirnya sempat berdebat, berdiskusi dengan kelompok yang melakukan ada aksi corat-coret di suatu titik. Ada pelajaran, bahwa Pemkot harus memberikan ruang lebih. Karena ini orang-orang kreatif yang harus diberikan ruang. Bisa menginspirasi untuk menjadi lapangan pekerjaaan, sumber penghasilan,” beber pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu.

Sementara itu, Koordinatpr Seniman, Rizky, menyatakan bahwa sangat mengapresiasi karena telah diberikan ruang untuk berkarya. Menurut dia, yang melukis di Saung Badra ini merupakan gabungan seniman dari berbagai genre, mulai dari mural, tato, realis, grafiti, karikatur dan lain sebagainya.

“Harapannya di Bogor ini bisa tercipta sebuah industri kreatif yang dari hulu ke hilir. Karena selama ini di Bogor belum ada. Ada beberapa yang berkarya mereka terkondisikan untuk memanfaatkan media-medianya. Ini yang coba kami sampaikan di dalam karya-karya ini,” jelas Rizky.

Yang digambar dalam momen itu tampak Rusa, Tugu Kujang, Lawang Salapan, Bogor Kota Hujan hingga kondisi perkotaan saat ini. “Pesannya bicara kondusifitas, Bogor asri, heritage, itu yang harus dipertahankan. Lewat gambar ini menjawab keresahan-keresahan masyarakat seperti unsur heritage mulai terkikis oleh pembangunan-pembangunan di Bogor. Makna goresan warna hitam putih ini merupakan kesederhanaan,” pungkasnya.