Ru’yat Sedih APBD Tak Terkelola Dengan Baik | Headline Bogor

KOTA BOGOR – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menggelar Debat Publik Pilkada calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor tahun 2018 di studio Live Metro TV, Jakarta. Debat yang dimulai pada pukul 20.00 WIB, Sabtu (05/05/2018) dihadiri oleh para pasangan calon (paslon), unsur Muspida Kota Bogor, para fanelis, tim pemenangan paslon, pendukung dan para undangan lainnya.

Dipandu oleh moderator Aviani Malik, 

dengan tema “Memajukan Daerah Menyejahterakan Rakyat”. Debat kandidat Pilkada Kota Bogor diikuti keempat pasangan calon. Yakni pertama Achmad Ru’yat dengan Zaenul Mutaqin, kedua Edgar Suratman dengan Sefwelly Gynanjar, ketiga Bima Arya Sugiarto dengan Dedie A Rachim, dan keempat Dadang Danubrata dengan Sugeng Teguh Santoso. Disana masing – masing paslon saling memaparkan dan mengadu visi misi serta program unggulan yang dimilikinya untuk menarik dan meyakinkan masyarakat.

Segmen demi segmen terus berjalan, kondisi distudio pun semakin riuh dan memanas, terutama pada segmen keenam yakni sesi tanya jawab antar paslon. Usai paslon nomor urut dua berdebat dengan paslon nomor empat, tibalah saatnya giliran paslon nomor urut satu, Achmad Ru’yat – Zaenul Mutaqin berdebat dengan paslon nomor urut tiga, Bima Arya – Dedie A. Rahim.

Pada kesempatan itu, moderator memberikan kesempatan pertama untuk bertanya dari paslon nomor urut satu kepada paslon nomor urut tiga. Diberikan waktu 30 detik, calon Wali Kota Bogor, Achmad Ru’yat langsung melontarkan pertanyaan terkait mangkraknya pembangunan Masjid Agung dan gagal lelangnya RSUD Kota Bogor.

“Masyarakat Kota Bogor sangat sedih ketika melihat Masjid Agung di Pasar Anyar dirobohkan dan tanpa dibangun kembali. Masyarakat Kota Bogor juga yang menjadi pasien dan mengantri di RSUD Kota Bogor merasa sangat sedih ketika anggaran untuk pembangunan ruang kamar tanpa kelas sebesar 70 miliar lebih gagal lelang sehingga pada tahun 2017 sisa lebih anggaran 314 miliar. Ini memberikan pesan bahwa pelayanan publik tertunda. Bagaimana penjelasan terkait hal tersebut ?,” tanya Achmad Ru’yat.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, paslon nomor urut satu, Bima Arya diberikan waktu sekitar satu menit dan langsung menjawab pertanyaan Achmad Ru’yat.

“Setiap kasus itu harus kita bedah dahulu persoalannya seperti apa?. Terkait Masjid Agung, dari pihak kontraktor itu telat untuk kemudian menentukan desain dan sebagainya sehingga ada proses yang terhambat dan tahapan pembangunannya terganggu. Selain itu, kontraktornya agak nakal sehingga tidak memenuhi spesifikasi. Namun, saya kira sudah diaudit oleh inspektorat dan ada hasilnya tetapi tahun ini terus berlanjut karena tempat ibadah harus tetap ada,” jawab Bima.

Sedangkan terkait RSUD, Bima mengaku, sebetulnya itu sudah dianggarkan untuk dibangun tahap kedua sehingga kelas tiganya banyak dan warga memiliki fasilitas yang lebih baik. Tetapi tidak disetujui oleh teman teman dewan di DPRD Kota Bogor.

“Oleh karena itu, tahun ini Pemkot membantu dan berusaha untuk mencari akses pendanaan yang lain, misal bisa melalui public private partnership jadi banyak pendanaan – pendanaan yang lain untuk membangun RSUD kedepan, Insya Allah,” tegasnya.

Debat antara Ru’yat dan Bima menarik perhatian seluruh peserta yang hadir di studio. Saat debat juga terlihat sikap Bima yang penuh emosi menjawab pertanyaan Ru’yat.