JAKARTA – Pemerintah saat ini bisa dikatakan dalam keadaan sekarat akibat setengah lebih sumber pendanaan APBN berasal dari hutang, kondisi ini jika tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan negara kolaps.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menanggapi jumlah hutang Pemerintah yang semakin melambung di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Sukamta, kondisi ini semakin berat karena hingga Juni 2020 penerimaan negara baru mencapai Rp 811,2 dari target pendapatan negara setelah yang telah direvisi akibat pandemi Covid-19 sebesar Rp 1.760,9 triliun. Padahal pada sisi lain, perkiraan belanja negara membengkak mencapai Rp 2.233,2 triliun.
“Gali lubang tutup lubang seakan jadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyambung nyawa APBN. Dari tahun ke tahun Pemerintah terus menambah hutang, dengan alokasi hutang dipergunakan untuk membiayai belanja negara dan sebagian lagi untuk membayar utang beserta bunganya,” jelas anggota Komisi I DPR RI ini.
Menurut Sukamta jika hutang terus menumpuk, bisa jadi akan ada yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Presiden Hutang Indonesia, hal ini merujuk pada jumlah hutang yang dibuat selama dirinya memimpin enam tahun.