Satgas Yonif Mekanis Raider 411 Gagalkan Pemasokan Senjata ke KST Papua

NDUGA – Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa berhasil menggagalkan upaya pemasokan senjata dan logistik yang diduga akan dikirimkan ke Kelompok Separatis Teroris (KST) di Nduga pada Ahad (19/11)

Menurut Kapen Kogabwilhan III Kol Czi Gusti Nyoman Suriastawa, senjata yang disita termasuk 2 pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15, sebuah senapan angin, solar cell, dan logistik lainnya.

Suriastawa menyebut senjata ini sebagai senjata serbu generasi baru yang dapat digunakan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) untuk menimbulkan kekacauan di wilayah Kenyam, Nduga.

Bacaan Lainnya

“Ini adalah senjata yang sangat berbahaya karena termasuk senjata serbu generasi baru, yang akan digunakan oleh KST untuk membuat kekacauan di Kenyam, Nduga,” ujar Suriastawa dalam keterangan tertulis pada Senin (20/11)

Lebih lanjut, Suriastawa menerangkan, operasi penggagalan ini bermula dari informasi tentang rencana penyerangan terhadap aparat keamanan dan masyarakat.

Penyisiran yang dipimpin oleh Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Letkol Inf Subandi di daerah Camp Batas Batu menjadi kunci keberhasilan operasi ini.

Dalam penyisiran, Tim Satgas Yonif 411/Pendawa Kostrad menemukan orang yang dicurigai berlari ke arah hutan meninggalkan barang-barang yang diduga akan diselundupkan.

Barang-barang tersebut termasuk dua pucuk senapan laras panjang jenis M4 Carbine dan AR 15 Carbine, sebuah senapan angin, sebuah parang, dua buah bendera bintang kejora, tiga busur panah, dua buah anak panah, tiga buah solar cell, dan logistik lainnya.

“Diduga 2 pucuk senjata tersebut adalah senjata yang akan digunakan oleh KST Papua dalam melaksanakan aksi teror terhadap masyarakat maupun penyerangan terhadap aparat keamanan pada 1 Desember nanti,” tambah Suriastawa.

Dia juga menegaskan bahwa senjata-senjata tersebut kemungkinan berasal dari perbatasan, menggunakan jalur perairan dan jalur darat masuk ke wilayah Kenyam. Keberhasilan operasi ini diharapkan dapat mencegah potensi korban baik di kalangan masyarakat maupun aparat keamanan. (*/DR)