Prof. Dr. Ing. H. BJ. Habibie Dalam Generasi Muda Indonesia

Tidak terasa sosok yang berpengaruh dan berkonstribusi penuh untuk indonesia sudah tutup usia, yaitu presiden ke 3 Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng. Beliau meninggal di Jakarta pada tanggal 11 September 2019 tempatnya di rumah sakit pusat angkatan darat gatot subroto Jakarta. Beliau adalah merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo, sedangkan ibunya dari etnis jawa.

Kepergian beliau merupakan salah satu gugurnya teknokrat-teknokrat cendikiawan langka yang mempunyai puluhan karya dan karya tersebut berhasil dirasakan dan dimanfaatkan kepada orang-orang lain disekitar terkhusunya untuk tanah air indonesia. Terutama kita anak-anak muda indonesia harus belajar penuh dengan dedikasi yang beliau berikan untuk tanah air sehingga kitapun bisa mencontoh utamakan kerja nyata bukan citra, citra itu merupakan kulit saja, sedangkan karya adalah isi. Kemampuan dan prestasi nyata yang dapat dinikmati dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan menghasilkan karya nyata, akan memberikan citra yang dikagumi masyarakat.

Beliau semasa mudanya memang sangat rajin dan progresif dalam proses pengembangan diri entah itu dalam bekerja dan belajar untuk menambah wawasan pengetahuan dan terjalinnya proses praktik secara apikatif untuk sekaligus mengimplementasikan ilmunya dengan bukti real sehingga orang lainpun dapat merasakan manfaatnya. Dengan kecerdasan, tingkah laku dan juga kebiasaan beliau sangat unik masa mudanya karena beliau selalu memposisikan dirinya sebagai seorang diri yang tidak terlalu sibuk dengan urusan diri pribadi orang lain, bukan dalam artian acuh tidak empati terhadap diri orang lain tetapi beliau tidak terlalu membanding-bandingkan posisinya atau kemampuannya dengan diri masing-masing terhadap orang lain, toh terbukti hasil dari kerja keras beliau hingga saat ini semua orang bisa menilainya.

Terutama pemikiran almarhumpun yang terdapat dalam buku “BJ Habibie, The Fower of Ideas” bahwasannya “Peranan Teknologi dan SDM (Sumber Daya Manusia)” Teknologi merupakan hasil dari ilmu pengetahuan yang multidisiplin (resultan multidicipline of science) yang sudah proved applied science yang terkait dalam keselamatan dan pasar (market oriented). Kalau teknologi tidak proven dan juga tidak unggul, maka produksinya tidak akan laku untuk dijual. Jadi, seluruh investasi yang telah ditanam tidak akan ada artinya. Dalam kaitan ini maka Sumber Daya Manusia adalah penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sedemikian rupa sehingga mereka bisa melaksanakan produksi yang dimaksud.

Untuk formulasi dari produksi tersebut sebelumnya harus dilaksanakan suatu analisis marketing atau studi kelayakan terlebih dahulu yang sebenarnya merupakan suatu mata rantai proses nilai tambah itu sendiri yang harus dibiayai. Selain itu, sistem informasi juga merupakan salah satu prasarana dari seluruh skenario yang diarahkan untuk meningkatkan proses nilai tambah. Kesimpulannya dari pemikiran beliau bahwasannya anak muda hari ini butuh produksi dalam suatu pengerjaan sumber daya manusia itu butuh nilai tambah teknologi untuk apa, untuk mengoptimalisasikan kerja unggul dalam suatu pengerjaan yang bernilai terbuka secara aplikatif (proved applied) sehingga proses pengerjaan menghasilkan formulasi maksimal dalam produksi kerja sumber daya manusia tersebut.

Indonesa dibekali dengan anak-anak muda yang bertalenta dan berkompeten untuk dapat mempunyai kekhasan kompetensi (comparative advantage) dari masing-masing pengembangan dirinya secara pribadi, entah itu kemampuan yang didasari dengan suatu kecintaan ketertarikan atau hobi sehingga ketertarikan (interested) itu bisa diasah dengan terus menerus dengan kegiatan produktifitas yang mendukung dengan bukti-bukti karya meskipun karya itu diciptakan dengan sederhana. Tetapi itulah orientasi manusia selalu diukur dengan potensi bekerja, berfikir dan pratiknya untuk jadi bukti modal kebebasan kemerdekaan berifikir positif dalam setiap pengembangan dirinya sehingga anak-anak muda bisa memanfaatkan momentum untuk indonesia menyambut bonus demografi pada tahun 2020-2025.

Sebagai anak muda indonesia terutama kelahiran 2000 sampai sekarang disebut kaum milenial harus jadi generasi langgas, cepat, produktif dan empati untuk menjawab problematika tanah air atau indoneisa. Kita harus punya semangat seperti almarhum Eang BJ Habibie yang selalu semangat berfikir, bekerja dan membaca untuk menjadi anak-anak muda yang unggul dalam kekhasan kompetensinya masing-masing dalam pengembangan diri, sehingga apa yang menjadi fokus manusia tersebut bisa menghasikan nilai manfaat maskipun sedikit untuk orang disekitar terutama untuk diri kita sendiri.

Dengan rasa hormat saya mengagumi tentang pemikiran-pemikiran almarhum Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie terutama dedikasi yang beliau ciptakan untuk manfaat keluarga, anak muda, masyarakat dan juga tanah air sungguh sampai terkusunya ke warga negara indonesia, mungkini ini yang memotivasi beliau untuk terus bekerja sehingga semata-mata esensi dari pekerjaan beliau adalah suatu pahala kebaikan yang terus mengalir untuk keluarga dan pribadinyapun.

Lakukan Sesuatu Hanya karena Ibadah
Kesejahteraan berjalan pararel dalam pandangan agama. Dan saya sebut ini sebagai nilai tambah pribadi melalui pendidikan. Masuknya IPTEK dan keluarannya keterampilan. Dan yang lainnya adalah proses nilai tamabah pribadi melalui proses pembudayaan, masukannya adalah Al-Qur’an dan As-sunnah, keluarannya adalah iman dan takwa. Jika digabungkan keduanya, akan diperolah seorang yang menguasai IPTEK, Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mampu menunjukkan keterampilannya dan keimanan serta ketakwaannya. Inilah misi kita untuk umat dan jika misi ini behasil maka stabilitas dan terkendalinya pertumbuhan. Kita dapat membantu umat, dan Insya Allah segala produk yang dihasilkan halal. Dan sungguh hal ini sangat menyumbang bagi terpeliharanya stabilitas dan terkendalinya kebutuhan.

Hal ini memang sudah dikatakan, tetapi sulit dikerjakan. Bahkan untuk memahaminya juga mudah, tetapi untuk melaksanakannya sulit. Dan, kita tidak banyak mau bicara, tetapi kita harus melaksanakannya, sebab masyarakat tidak buta dan tidak tuli. Kebijaksanaan seperti ini saya yakin akan dapat menumbuhkan motivasi dan dedikasi. Lebih lagi jika anda melakukan segala sesuatu yang dedicated terhadap masyarakat untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Apa yang kita kerjakan hanya bertujuan untuk ibadah, itu saja cukup, untuk mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat dan umat. (Buku, The Power of IDEAS, 2018).

Mudah-mudahan generasi hari ini yang dilebeli generasi milenial punya semangat tinggi, pengetahuan luas dan punya kemampuan khas dalam setiap dirinya masing-masing sehingga melahirkan semangat BJ. Habibie untuk menabur manfaat-manfaat terutama bagai pribadi, keluarga, masyarakat dan tanah air.

Oleh : Muhamad Lutfi Sopyan