Al-Quran Hidayatul Furqon, Pondok Pesantren Sederhana dan Gratis

Dok. Pondok Pesantren Al-Quran Hidayatul Furqon/Ist*)

KABUPATEN BOGOR – Pondok Pesantren Al-Quran Hidayatul Furqon yang berdiri sejak tahun 2019 dan menempati kurang lebih 5000 M2 dan berlokasi di Jalan Kp Warnasari Perum Bukit Warnasari Endah, Cilebut Timur merupakan Ponpes yang berupaya untuk mencetak manusia pencinta Al-Qur’an yang berakhlakul karimah.

Dan semua santri yang muqim atau mondok berasal dari berbagai daerah se-Jabodetabek dan tidak dipungut biaya apapun (gratis) dimana Ponpes ini merupakan cabang dari Ponpes Al-quran Hidayatul Pusat yang berada di Pasarean, Kecamatan Pamijahan,Bogor Barat, Kabupaten Bogor.

“Alhamdulillah kami atas nama keluarga besar dari Ponpes Al-Quran Hidayatul Furqon mengucapkan terimakasih atas kehadiran dalam acara Walimatul Khitan anak kami, mohon do’a dan restunya supaya menjadi anak sholeh dan berbakti bagi orangtuanya, nusa dan bangsa,” ucap Pimpinan Ponpes Al-Quran Hidayatul Furqon, KH Mulyadi Yusuf dalam acara Walimatul Khitan Ananda M Mizwan Hadzik Musyafa, Ahad (4/6).

Bacaan Lainnya

Abi KH Mulyadi menjelaskan dasar awal mula berdirinya ponpes ini yaitu rasa keinginan dan keyakinan yang kuat untuk memperjuangkan ilmu agamanya Allah SWT, wabil khusus dalam ilmu Al-Quran yaitu penghafal Al-Quran (Tahfidzul Qur’an).

Dok. Pimpinan Ponpes Al-Quran Hidayatul Furqon – KH Mulyadi Yusuf/Ist*)

“Alhamdulillah santri yang mondok disini berasal dari Palembang, Tegal, Pandeglang, Tangerang dan khususnya yang berasal dari wilayah Bogor itu sendiri, dengan cakupan santriwati sekitar 89 orang dan 113 santriwan yang bermukim (mondok) di Pensantren Al-Quran Hidayatul Furqon,” paparnya.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, keyakinan untuk mendirikan ponpes ini sangat tidak diragukan lagi, dengan berpatokan barang siapa yang memperjuangkan ilmu dijalan Allah SWT,  maka Allah pun akan mengprioritaskannya.

“Modal keyakinan karena menjalankan apapun dan memperjuangkan ilmu agama Allah, maka segalanya akan dipermudahnya. Rezeqi sudah ada yang ngatur, kami tidak pernah merasa khawatir harus mengurus seluruh santri disini, seiring berjalannya waktu alhamdulillah hingga detik ini, pesantren masih berdiri dan tetap berjalan,” imbuhnya.

Kata dia, disini semuanya sama dan tidak pernah membeda-bedakan, dia anak orang berada atau orang biasa. Duduk sama rata, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing.

” Alhamdulillah kehadiran ponpes kami menjadi kemaslahatan dan keberkahan bagi lingkungan khususnya di wilayah Cilebut, karena barang siapa masih ada terdengar suara orang mengaji dan mencari ilmu agama, maka akan dijauhkan segala marabahaya (bencana) atau kehancuran kampung itu sendiri,” tuturnya.

Diawal berdirinya hingga sekarang menurut KH Mulyadi, dengan seijin Allah dan semunya digerakkan dengan atas IjinNYA, tidak pernah membuka pendaftaran baik di media sosial, media online atau menyebarkan player, tidak membuat plang nama ponpes, ini semua karena Allah SWT, ponpesnya bisa didatangi oleh santri dari berbagai daerah.

“Awal dibukanya ponpes kami tidak pernah mengiklankan di media online, share di medsos, atau status di whatsapp, apalagi membuat plang atau papan nama pesantren, ini semuanya hanya Allah SWT yang menggerakkan, hingga saat ini semua santri bisa belajar dan menimba ilmu agama disini,” tukasnya.

Pantau media saat melihat lokasi ponpes yang tidak jauh dari Statsiun Cilebut ini, nampak begitu sederhana. Saung atau gajebo tempat para santri mengaji terlihat berjajar disepanjang area ponpes seluas 5000 M2. Dipintu masuk area, justru tak terlihat ada papan nama pesantren ini. (*/DR)