(Headlinebogor.com) – Pahlawan sekaligus ulama besar Jawa Barat dari daerah Singaparna Tasikmalaya. Pada zamannya beliau yang memimpin umat muslim dari jawa barat dengan para santri melawan penjajah Belanda. Tak heran akibat keberaniannya beliau sering keluar masuk penjara untuk menahan perlawanan gigihnya. Hingga pemerintahan Jepang beliau dikeluarkan dari penjara dengan harapan politis Jepang agar beliau dapat menggiring rakyat mendukung Jepang. Tapi hal itu tidak pernah terjadi, KH Zaenal Mustofa dengan para ulama lainnya tak pernah surut melawan kemungkaran. Hingga puncaknya ketika semua rakyat dan ulama di kumpulkan di alun2 untuk melakukan Seikerei yaitu membungkuk ke arah Tokyo dengan tujuan menghormati kaisar. KH Zainal Mustofa dan ulama lainnya menentang meski saat itu senjata ditodongkan padanya, beliau tak bergeming, tetap berpegang teguh bahwa melakukan Seikerei murni musyrik.
Semenjak peristiwa itu disusunlah rencana menangkap beliau. Mencium gelagat ini beliau beserta para santri bersiap melawan. Hingga akhirnya terjadilah peristiwa pemberontakan Singaparna. 86 santri beliau gugur sebagai syuhada, beliau dan para santri lainnya di bawa ke Jakarta untuk di sidang dan ditetapkan hukuman mati. Sebelum gugur dieksekusi KH Zainal Mustofa berpesan pada santrinya untuk mengaku tidak mengenalnya agar dapat selamat. Tapi itu tak dilakukan para santri, hingga sebagian besar gugur akibat disiksa, bahkan sebagian lagi tak pernah diketahui rimbanya.
Zainal Mustofa gugur dieksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol, Jakarta. Lalu, pada 25 Agustus 1973, semua makam itu dipindahkan ke Sukamanah Tasikmalaya. Sedangkan para Syuhada peristiwa pemberontakan Singaparna yang berjumlah 86 orang dimakamkan satu lobang.
Bila berkunjung ke Singaparna berkunjunglah kemari, berdoa untuk para syuhada. Sekaligus mengingat kembali bahwa negara ini merdeka ada peran para ulama dan santri. Subhanallah
#catharsoesil
