Suasana Perkuliahan Tahun 1995: Merekam Kenangan Generasi Disket

Dok. CPU & Media Penyimpanan Tahun 1990an/DR)

JAKARTA – Seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat, generasi muda saat ini mungkin sulit membayangkan bagaimana suasana perkuliahan terasa pada tahun 1995. Dalam era di mana disket masih menjadi alat penyimpanan utama, mahasiswa saat itu harus berhadapan dengan tantangan unik yang mungkin terasa jauh berbeda dari pengalaman perkuliahan saat ini.

Suasana perkuliahan pada tahun 1995 begitu memikat dengan aroma kertas buku catatan yang khas dan deru mesin ketik manual yang mengisi ruang kuliah. Bagi mereka yang hidup pada masa itu, momen itu membawa kenangan yang tak terlupakan. “Beruntunglah kamu yang pernah hidup di jaman itu,” kata salah seorang alumni universitas terkemuka, “Kami adalah generasi disket.”

Pada masa itu, disket adalah alat penyimpanan data yang paling umum digunakan. Ukurannya yang kecil dan kapasitas penyimpanannya yang terbatas, sekitar 1.44 MB, membuat mahasiswa harus bijak dalam mengelola ruang penyimpanan. Menyimpan catatan kuliah, tugas, dan proyek-proyek penting di dalam disket merupakan suatu seni tersendiri. Keterampilan ini menjadi sangat berharga karena kehilangan disket bisa berarti kehilangan seluruh hasil kerja keras dalam sekejap.

Bacaan Lainnya

Namun, meskipun terbatas dalam hal teknologi, semangat belajar generasi disket tetap membara. Mereka harus rajin mencatat, mengandalkan buku fisik, dan melakukan riset di perpustakaan. Internet masih belum merajalela, sehingga pencarian informasi melibatkan penelusuran manual melalui buku-buku referensi di perpustakaan kampus.

Di tengah kemudahan teknologi serba praktis yang dinikmati oleh generasi saat ini, kenangan akan masa perkuliahan tahun 1995 mengajarkan nilai kesabaran, ketekunan, dan rasa kreativitas. Pengalaman itu membentuk karakter generasi disket menjadi orang-orang yang penuh dengan semangat dan keinginan untuk terus belajar.

Meskipun waktu telah berubah, kenangan tentang suasana perkuliahan tahun 1995 tetap membekas dalam ingatan generasi disket. Mereka merasa beruntung dapat merasakan bagaimana rasanya berjuang di tengah keterbatasan teknologi, karena pengalaman itu telah membentuk mereka menjadi individu yang tangguh dan gigih menghadapi perubahan zaman. (DR).