Roti Selai Keju

roti%2Bselai
Ilustrasi dari remajaremaja.com

Seperti seorang selebritas aku mungkin bisa diibaratkan sedang berada di puncak karir. Saat ini aku sedang dekat dengan seseorang, namanya Astro. Yups, dia adalah selebritis di sekolah. Atlet basket yang tinggi dan putih pastinya. Kontan saja cewek-cewek satu sekolah ngiri kepadaku karena aku dekat dengan Astro.

Mudah-mudahan kedekatan itu menandakan sesuatu, aku sudah sangat siap andaikata Astro menyatakan cintanya kepadaku. Tak ragu lagi, aku akan bilang Yess.. yess… yess. Walau lama rasanya menunggu hari itu tiba, tapi aku akan selalu bersabar. Aku yakin suatu saat Astro akan menyatakan cintanya kepadaku.
Waktu berjalan sepenggal, sekolah telah bubar, aku langsung ke tempat latihan Astro, tempatnya tak jauh di kelasku, tepat di pojok sekolah sebelah kiri kantin. Disitulah lapangan basket tempat Astro dan tim sekolah latihan. Jam segini biasanya Astro sedang istirahat latihan atau kadang baru mau mulai. Aku kesana dengan membawa sebotol softdrink kesukaannya dan kubawakan juga roti selai keju kesukaanya, pasti dia suka.

                “DUARRR……….”

Hatiku meledak seketika, bukan karena Astro cedera atau kecelakaan melainkan karna dia sedang berduaan dengan seseorang, tepatnya seorang perempuan. Seseorang yang tak ku kenal. Sepertinya dia murid baru di sekolah ini. Dengan mesranya perempuan itu menyuapi roti selai keju seperti yang kubawa. Juga softdrinkya yang sama persis. Aku tak habis pikir, kok bisa dengan cepatnya wanita itu bisa tau apa kesenangan Astro.
Daripada wajahku kebanjiran, ku balikan langkah dan pergi dari ruang memuakan itu. Lagipula Astro tidak melihatku. Dengan penuh penyesalan aku berjalan cepat meninggalkan ruang itu. Ku lempar sekotak roti selai keju dan sebotol softdink yang ku bawa buat astro. Tapi…
                “BRUUUKK”      
                “AWWW……”
Softdrink yang ku buang mengenai kepala seseorang. Ah aku cepat kabur saja, takut diminta ganti rugi. Huh.. kalo sampe ketahuan aku yang melempar, sudah jatuh ketiban tangga pula.
***
Terus terang saja dengan kejadian kemarin aku tak bisa tidur semalaman, aku takut Astro direbut si perempuan itu. Makanya saat jam pelajaran, aku pura-pura sakit biar bisa pulang duluan. Untunglah aku jago akting, gak percuma aku dulu pernah jadi figuran di FTV walau Cuma numpang lewat aja sih. Hehehe. Nah keluar kelas, langkah ku percepat, aku takut keduluan si perempuan itu. Bisa-bisa Astro dipelet. Ah aku tidak boleh ketinggalan langkah. Aku harus cepat.
Menurut ukuran ideal, seharusnya dengan kejadian kemarin itu aku sakit hati dan tidak mau bertemu dengan Astro. Tapi bagaimana, aku terlanjur sayang sama Astro. Aku juga tidak mau Astro direbut perempuan lain.
Sampailah aku diruang tempat biasa Astro latihan. Segera ku dekati dia dengan hangat.
                “Astro”
                “Eh Dewi, duduk Wie”
                “Ni aku bawakan Roti selai kacang kesukaanmu”
                “Selai kacang?, sejak kapan aku suka selai kacang”
Uppsss… lho kok bisa, Astro kan gak suka banget sama selai kacang, Astro kan takut banget jerawatan. Haaaahhhh…
                “Ups… aku lupa Astro, trus gimana dunk?”
                “Ya udah sini, kamu kan sudah cape-cape buat”
Tak berapa lama datang seseorang, sepertinya dia juga sama kaya aku kabur dari kelas. Masa baru pukul 11 sudah keluar kelas.
                “Astro”
                “Eh.. Riri.. duduk Ri”
                “Ni aku bawakan roti selai keju kesukaanmu”
                “gak usah repot-repot Ri”
                “Ya udah terima dulu ni.”
                “DDUAAAARRR”
Hatiku meledak lagi, namun kali ini lebih besar dari kemarin. Aku benar-benar tak habis pikir, kok bisa dia seperti itu. Astro begitu manis memperlakukan Perempuan itu. Bukankah aku adalah orang yang istimewa buat Astro.
                “O ya Ri, kenalkan ini Dewi teman aku”
Si Riri menyodorkan tangannya. Sungguh aku sangat tidak ingin menerima tangan perempuan itu. Tapi aku tetap harus bersikap manis.
                “Aku Dewi”
                “Riri…”
***
Hari-hari berlalu, sejak hari yang menyebalkan itu, aku tak pernah lagi menemui Astro. Smspun tak pernah, dia juga sama tak pernah menghubungiku. Sampai disini aku sadar, aku bukan apa-apa buat Astro. Aku relakan dia pergi walau sebenarnya tidak rela. Di hari yang lain di jam yang sama. Aku melangkahkan kaki menuju gerbang. Lelah, letih, tak bergairah, dan tak besemangat begitulah rasaku.
                “Dewi”
Suara yang tak asing memanggilku. Aku berhenti. Dia menghampiriku.
                “Dewi aku minta maaf ya atas kesalahanku kemarin-kemarin. Aku sadar, aku telah salah nyakitin kamu”.
Astro begitu jentelmen. Sungguh semua sakit dihatiku reda seketika oleh kata-kata manisnya. Ya aku memang yakin aku adalah orang spesial buat Astro dan itu terbukti hari ini.
                “Astro kamu gak salah untuk apa kamu minta maaf?” Kataku manis
                “Dewi aku ingin kita dekat, jadi kalau ada salah paham antara kita, aku minta maaf”.
Asto sudah bicara duluan, aku yakin beberapa detik lagi dia akan bilang cinta.
Astro terdiam dan melihat ke salah satu sudut.
                “Rosa..” Panggil Astro
Seseorang yang dipanggil Astro menengok dan tersenyum.
                “Aku duluan ya Wi”
Dengan manisnya Astro meninggalkanku sendiri dan menemui Rosa. Seseorang yang baru saja dipanggilnya. Rosa gadis cantik berkulit putih itu bak petir di siang bolong buatku. Dan banjir bandang tidak bisa dibendung lagi. Aku ingin menangis kencang, aku ingin berteriak hebat, tapi MALUU yang ku rasa.