OPINI – Pandemi covid-19 telah datang ke negeri tercinta ini. Ini adalah jenis pandemi yang unik karena tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Tidak ada. Jika Indonesia pernah heboh dalam menghadapi flu burung, kita dapat menghindarinya dengan melakukan kontak dengan ungags yang terinfeksi dan tidak memakan produk yang berasal dari unggas. Ketika MERS dan SARS merebak, kasus tidak merebak luas karena penyebaran virus tidak semudah covid-19. Kali ini tidak. Virus dapat menyebar dengan mudah dan orang dengan positif covid-19 bisa tidak merasa sakit sama sekali dan bisa menyebarkan virus tanpa ia sadari.
WHO menganjurkan untuk melakukan social distancing. Jarak 1 meter diketahui sebagai jarak aman dari jangkauan virus. Selain itu, menjaga kebersihan diri juga dianjurkan. Rajin cuci tangan, tidak memegang hidung, mulut dan mata oleh tangan yang belum dicuci dan melakukan pembersihan pada barang-barang yang mungkin terpapar virus merupakan cara pencegahan yang dapat dilakukan.
Social distancing (sebetulnya lebih tepat disebut physical distancing) menjadi sulit dilakukan karena beberapa hal :
Pertama, tidak seluruh masyarakat Indonesia bisa melakukan kerja dari rumah. Beberapa pekerjaan mengharuskan kehadiran fisik dan dilakukan oleh kekuatan fisik. Ini mengharuskan orang tetap bekerja di luar rumah, berinteraksi dengan orang lain yang siapa tahu dia adalah pembawa virus. Celakanya, kelompok ini juga sebagian besar adalah masyarakat yang tergantung pada pendapatan harian. Tidak kerja tidak punya uang, sementara mereka memerlukan uang tunai untuk membeli makanan dan membayar cicilan.
Kedua, berkaitan dengan hambatan pertama, pemerintah tidak cukup memiliki kanal pengaman bagi masyarakat yang termasuk kategori ini. Keputusan lockdown akan berkonsekuensi pada ketersediaan dana untuk menyediakan kebutuhan hidup masyarakat dan menjaga industri tetap bertahan.