Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memicu kontroversi di pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan di parlemen dengan pernyataannya yang menyebut bahwa Israel melampaui Adolf Hitler dalam kekejaman.
Erdogan mengecam tindakan Israel yang telah membunuh lebih dari 14.000 anak tak bersalah di Gaza, menyebutnya sebagai tindakan yang memalukan dalam sejarah manusia.
“Erdogan menggambarkan tindakan Israel sebagai pembantaian yang ditanggung oleh dukungan tak bersyarat dari Barat. Dia menegaskan bahwa Turki selalu sensitif terhadap isu Palestina dan bahwa perjuangan Palestina memberi hidup makna baru bagi bangsa,” tulis Erdogan.
Erdogan juga menarik paralel antara perjuangan Hamas di Palestina dengan Perang Kemerdekaan Turki 100 tahun yang lalu.
Meskipun menyadari bahwa pernyataannya ini akan menimbulkan kontroversi, Erdogan tetap berjanji untuk terus membela rakyat Palestina yang tertindas.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikepung menunjukkan bahwa sejak Oktober, lebih dari 33.899 warga Palestina tewas dan 76.664 lainnya terluka dalam serangan Israel.
Serangan terbaru yang dilakukan oleh Israel telah memicu kehancuran, mengakibatkan ribuan warga Gaza menjadi pengungsi internal.
PBB juga mencatat bahwa lebih dari 60% infrastruktur di Gaza rusak atau hancur akibat serangan Israel.
Sebagai respons, Mahkamah Internasional telah mendakwa Israel atas dugaan genosida dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida serta memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Gaza.
Situasi di Gaza semakin memanas dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, Israel melakukan enam pembantaian terhadap keluarga di wilayah tersebut, menyebabkan 56 kematian dan 89 luka-luka.
Warga Palestina terjebak di bawah reruntuhan, sementara bantuan kemanusiaan masih kesulitan mencapai mereka. (*/DR)