Anies Resmikan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di Blok M

JAKARTA – Setelah hampir setahun yang lalu pembangunannya dicanangkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang diinisiasikan oleh PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) dan berlokasi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, pada Ahad (18/9).

Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini adalah salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Blok M-Sisingamaraja di Jakarta Selatan, di mana desain ruang kota menyatukan orang, kegiatan, bangunan dan ruang publik menjadi terintegrasi melalui konektivitas yang mudah.

Dalam kesempatan ini, Anies memaparkan, lebih dari 30% toko buku modern Indonesia berada di Jakarta, serta terdapat penerbit. Di samping itu, jumlah pengunjung perpustakaan di 5.600 lokasi di Jakarta dalam satu tahun mencapai 4,5 juta. Namun, Jakarta membutuhkan simpul pertemuan ide dan gagasan dalam mengakomodasi seluruh literatur, agar warga yang ingin mengetahui hal ini dipermudah aksesnya.

Bacaan Lainnya

“Jadi, sesungguhnya Jakarta ini adalah kota yang penuh dengan aktivitas literatur. Tapi, tidak memiliki simpul pertemuannya. Karena itu, kita bangunkan sebuah taman literasi untuk mengkonsolidasikan itu semua, dalam sebuah tempat berkegiatan,” ujar Anies.

Setelah diresmikannya taman tersebut, Anies berharap Taman Literasi Martha Christina Tiahahu bisa memudahkan masyarakat dalam mengkases berbagai literatur. Hal ini bisa dicontohkan dengan baik oleh keluarga, orang tua, ataupun sekolah yang ingin membawa anak-anaknya dekat pada kegiatan literasi, bisa mengetahui ke mana mereka harus pergi.

“Kita sebagai orang tua seringkali ingin anak kita suka membaca, tapi perginya ke mana ya, gitu? Ke perpustakaan dan toko buku sudah biasa. Adakah terobosan-terobosan? Ada, tapi tempatnya di mana? Tidak tahu. Nah, dengan ada tempat ini, Insya Allah antara demand dan supply akan bertemu. Tapi, ini bukan konteks pasar komersial, ini adalah tempat pertemuan ide dan gagasan,” jelas Gubernur Anies.

Ke depannya, Anies mengharapkan penulis-penulis buku dari seluruh kalangan harus bergiliran diundang ke taman literasi ini, sehingga bisa berbagi cerita dibalik gagasan karyanya kepada masyarakat. Harapan tersebut merupakan gagasan di balik adanya Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini.

“Jadi, kami juga ingin pada para penerbit, penulis, dan pegiat literasi manfaatkan tempat ini. Penuhi tempat ini, bikin teman-teman ITJ dan MRT repot dengan permintaan kegiatan. Saya sering sampaikan, pemerintah itu mudah untuk membuat bangunannya, tapi membuat kehidupannya itu justru dari masyarakat, dari para pegiat literasi. Di situlah kenapa kita perlu kolaborasi,” pungkas Anies.

Perlu diketahui, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu adalah salah satu taman terluas di Jakarta Selatan, dengan luas 20.960 m2. Taman ini berdiri sejak tahun 1948 pada masa awal kemerdekaan yang dirancang oleh M. Soesilo. Pencanangan Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2021.

Pembangunan taman ini merupakan pelaksanaan Pergub DKI Jakarta No. 5 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok-M dan Sisingamangaraja. Taman Literasi sebagai ruang ketiga di Jakarta, diharapkan dapat memberikan ruang serta energi yang menginspirasi anak muda Jakarta untuk membudayakan literasi dalam kesehariannya.

Berikut adalah berbagai fasilitas Taman Literasi ini:
– Ruang diskusi: Fasilitas ruang diskusi yang disediakan diharapkan dapat menjadi media bagi masyarakat umum untuk melakukan tukar pikiran ataupun sharing pendapat satu sama lain;
– Ruang belajar: Berbeda dengan ruang diskusi, ruang belajar yang tersedia diharapkan dapat menjadi wadah dan tempat yang nyaman dan aman untuk masyarakat umum dalam belajar;
– Ruang berbagi/galeri: Merupakan ruang atau wadah untuk kegiatan pameran sehingga memberikan variasi kegiatan untuk masyarakat. Selain itu, dengan adanya ruang berbagi/galeri diharapkan dapat menarik minat dari berbagi komunitas maupun masyarakat;
– Ruang baca: Merupakan ruang yang disediakan bagi masyarakat yang membutuhkan keheningan ataupun fokus yang lebih untuk membaca;
– Fasilitas penunjang lainnya yang dapat difungsikan pada modul-modul bangunan yang berada pada area perkerasan taman; dan
– Panggung Apung dan Coffee Shop sebagai fasilitas hiburan dan rekreasi. (*)